Kau ingat mawar yang kau berikan
di malam itu? Aku meletakkanya dalam vas pemberian Icha, sahabatku. Vas itu
diberikannya saat ulang tahunku yang ke-17. Ia membuatnya sendiri dari tanah
liat. Aku tak tahu dari mana ia belajar membuat vas sebagus itu saat itu. Ia merahasiakannya
hingga tahun baru kemarin, saat ia mengenalkanmu padaku. Kaulah sang maestro
itu.
Aku hidup dalam angan memilikimu
sejak hari itu. Kau tahu, hujan yang mengguyur Bandung kemarin? Ini mengingatkanku tentang
tanggal 20 Februari saat kau dan aku berlarian dalam hujan menuju galerimu.
Sungguh seperti komik yang pernah aku baca, kau membuat jaketmu sebagai payung untuk
kita berdua. Ah, aku tersenyum pilu mengenangnya.
Aku merindukanmu.
Aku tak mendengar kabar Icha sejak
20 Mei, Sal. Begitupun denganmu. Aku membuang kalian ! Aku rasa demikian. Aku
tak tahu ini penyesalan atau bukan. Aku ingin jauh darimu saat itu. Aku marah. Aku
kecewa. Kau tahu ibuku adalah korban pengkhianatan kan , Sal? Aku telah menceritakan padamu
malam di mana aku hampir kehilangan ibu setelah ia melihat ayah bercumbu dengan
bawahannya di kantor. Aku benci pengkhianatan, Sal. Kau tahu jelas. Dan aku
merasakan yang dirasakan ibu saat malam ke-18 di bulan Mei itu, sal. Kalian
membuat seakan aku yang berkhianat, seakan aku yang bersalah. Seakan aku orang
ketiga diantara kalian. Kau yang salah, Sal. Kau menginginkan aku sekaligus
Icha.
Aku tak pernah merelakanmu. Aku
tak ingin kau pergi. Ibu mengutukmu atas semua yang terjadi padaku sekarang. Kau
tahu patung lelaki tua yang kau
tunjukkan saat hari kau memintaku untuk menjadi kekasihmu? Aku lebih kurus dari
dia, Sal. Aku lemah. Aku tak bernafsu pada segala hal yang disodorkan ibu. Aku tak
ingin yang lain. Aku menginginkanmu. Ibu begitu membencimu, Sal. “Kau bodoh!”
ibu menghujatku. “Dia lelaki bajingan!” ibu menghujatmu.
Tapi aku membencimu, Sal. Aku
ingin kau mati ketika melihat bibirmu menyatu dengan bibir Icha. Aku membenci
Icha melebihimu. Dan aku mencintaimu seperti aku ingin mati dalam pisau yang
sama dengan yang aku hunuskan padamu. Aku telah mati, Sal.
No comments:
Post a Comment