Pages

Monday, September 17, 2012

Aku Telah Mati Sal


Kau ingat mawar yang kau berikan di malam itu? Aku meletakkanya dalam vas pemberian Icha, sahabatku. Vas itu diberikannya saat ulang tahunku yang ke-17. Ia membuatnya sendiri dari tanah liat. Aku tak tahu dari mana ia belajar membuat vas sebagus itu saat itu. Ia merahasiakannya hingga tahun baru kemarin, saat ia mengenalkanmu padaku. Kaulah sang maestro itu.
Aku hidup dalam angan memilikimu sejak hari itu. Kau tahu, hujan yang mengguyur Bandung kemarin? Ini mengingatkanku tentang tanggal 20 Februari saat kau dan aku berlarian dalam hujan menuju galerimu. Sungguh seperti komik yang pernah aku baca, kau membuat jaketmu sebagai payung untuk kita berdua. Ah, aku tersenyum pilu mengenangnya.
Aku merindukanmu.
Aku tak mendengar kabar Icha sejak 20 Mei, Sal. Begitupun denganmu. Aku membuang kalian ! Aku rasa demikian. Aku tak tahu ini penyesalan atau bukan. Aku ingin jauh darimu saat itu. Aku marah. Aku kecewa. Kau tahu ibuku adalah korban pengkhianatan kan, Sal? Aku telah menceritakan padamu malam di mana aku hampir kehilangan ibu setelah ia melihat ayah bercumbu dengan bawahannya di kantor. Aku benci pengkhianatan, Sal. Kau tahu jelas. Dan aku merasakan yang dirasakan ibu saat malam ke-18 di bulan Mei itu, sal. Kalian membuat seakan aku yang berkhianat, seakan aku yang bersalah. Seakan aku orang ketiga diantara kalian. Kau yang salah, Sal. Kau menginginkan aku sekaligus Icha.
Aku tak pernah merelakanmu. Aku tak ingin kau pergi. Ibu mengutukmu atas semua yang terjadi padaku sekarang. Kau tahu  patung lelaki tua yang kau tunjukkan saat hari kau memintaku untuk menjadi kekasihmu? Aku lebih kurus dari dia, Sal. Aku lemah. Aku tak bernafsu pada segala hal yang disodorkan ibu. Aku tak ingin yang lain. Aku menginginkanmu. Ibu begitu membencimu, Sal. “Kau bodoh!” ibu menghujatku. “Dia lelaki bajingan!” ibu menghujatmu.
Tapi aku membencimu, Sal. Aku ingin kau mati ketika melihat bibirmu menyatu dengan bibir Icha. Aku membenci Icha melebihimu. Dan aku mencintaimu seperti aku ingin mati dalam pisau yang sama dengan yang aku hunuskan padamu. Aku telah mati, Sal.

No comments:

Post a Comment