Pages

Thursday, May 29, 2014

PJBM 2014: Huru-hara Cita dan Cinta

Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS.Ibrahim:7)
  

Bismillah…

3 hari yang lalu aku melihat roti tawar Garmelia teronggok manis di atas meja belajarku. Tertulis di kemasan roti tanggal kadaluarsanya adalah 25 Mei 2014. Hari itu tanggal 26 Mei, petang hari, aku lapar dan malas ke mana-mana. Jadi aku ambil mentega dan kuoleskan ia ke atas roti tawar itu, lalu kutaburi mises (bukan Ceres tapi Safari, Alhamdulillah lebih hemat goceng bro) di atasnya.  Dan hap hap hap roti-roti kadaluarsa itu dengan sukses dan bahagianya masuk dalam perutku.

Beberapa menit kemudian aku mengabarkan kepada teman-teman tentang hal ini melalui grup-grup Watsap yang aku tergabung di dalamnya.  


Barusan Nabila makan roti tawar Garmelia yang udah lewat kadaluarsanya sehari. Ga apa-apa kan ya? Ga ada jamurnya kok, makanan basi kan berjamur. Ini bukan yang pertama, udah sering makan roti yang udah lewat satu dua hari tanggal kadaluarsanya. Yang Nabila lakukan benar atau salah ya? 

Di dalam grup itu ada mahasiswa-mahasiswa jagoan dari berbagai fakultas dan jurusan di kampusku, termasuk jagoan-jagoan biologi dan teknik pangan. Dan hampir 90% dari mereka berkata “Lebih baik jangan nab, walaupun jamurnya nggak keliatan tapi pasti hifa atau sporanya udah tumbuh”. Parahnya ada yang bilang, “…….bisa menyebabkan kematian, Nab”.

Okeeiiii bayang-bayang kematian muncul dalam benak. Tetiba teringat masa-masa kecil di saat pertama kali makan ice cream, pertama kali ngompol di TK, pertama kali dapet hadiah ulang tahun gaun biru kayak yang dipake Cinderella, pertama ngerasain cinta monyet dengan sesama bocah yang sekarang udah jadi artis yang namanya menjadi inspirasi pemberian nama pada adikku, semua serba pertama. Dan aku takut semua itu tak akan terasa lagi olehku, sebab spora-spora dan hifa-hifa yang mengganas siap menelan sel-sel kehidupan dalam tubuhku. Oh peliiiss, aku tak ingin pergi dari dunia ini sebelum nikah (sama Kenas huuoooo) dan mengabarkan pada dunia sebuah kenangan dan pengalaman yang tak akan terlupa, pengalaman yang teramat berarti dan menjadi pelecut semangatku di dunia perjurnalistikan dan perbulutangkisan, yes Pelatihan Jurnalistik Bulu tangkis Mahasiswa 2014.
Dan aku mulai menulis, lagi.

Seminggu sebelum pengumuman seleksi PJBM, di kosan Monagia Supardi, atlit bulu tangkis ganda putri kebanggaan Fikom Unpad.

“Mi, doakan Be bisa lolos PJBM yak,” pintaku pada umi malam itu. Gia yang saat itu juga ikut mendengarnya tersenyum sambil berujar, “bagus-bagus”.
“Apa itu?” tanya umi.
“Pelatihan Jurnalistik Bulu tangkis Mahasiswa mi. Itu loh yang diselenggarakan sama PBSI, Kompas, Bola, dan teman-temannya, yang tahun lalu Be nggak lolos,” jawabku.
“Oh itu, iya umi doakan semoga lolos.”
“Doanya yang detail ya miiiii, ‘Ya Allah loloskanlah anakku Rizky Nabila menjadi peserta Pelatihan Jurnalistik Bulu tangkis Mahasiswa hingga masuk 10 besar hingga bisa meliput Indonesia Open’”.
“Iya umi doakan, semoga…apa tadi?”
“’Ya Allah loloskanlah anakku Rizky Nabila dalam seleksi Pelatihan Jurnalistik Bulu tangkis Mahasiswa hingga masuk 10 besar’ umiiii….”
“Iya gitu, umi doakan kok, in sya Allah yang terbaik untuk Kak Mbot.” 

29 April 2014

Internet di kosan lagi ajaib banget kelambatannya dan aku nggak punya gadget keren yang bisa buka gmail. Hampuraaaaa Umiiiii. Karena itu, aku membaca pengumuman seleksi peserta PJBM di lantai dasar gedung pasca sarjana Fikom Unpad. Berbekal acer kesayangan dan wifi kampus aku membuka email dan tadaaaaaaaaaa


Officially become a participant of PJBM 2014 \o/

Alhamdulillah...aku sujud syukur dan langsung menelpon umi.
"Umiiiiiii, alhamdulillah Be lulus jadi peserta PJBM".
"Alhamdulillah mbot, PJBM apaan?"
zzzzzzzzzzzzzzzzz

2 Mei 2014


Aku, Gia, Idsam, dan Siti berangkat bersama dari Jatinangor menuju Jakarta. Kita berencana mengistirahatkan tubuh, hati, dan pikiran di rumah Siti di Jakarta Timur, sebelum besok mulai PJBM fisrt day!


Girang banget emang, abis makan malam ala Raja soale. Nuhun sanget Ibu/Ayah Siti!!!!!

As always, menjadi yang paling akhir tidur dan paling susah dibangunin. Harus aku akui, sifat kekanak-kanakanku masih terlalu horrible untuk ditutup-tutupi. Aku nggak bisa tidur menyambut esok. Rasanya begitu sulit memejamkan mata dan terlelap. Aku terlalu bersemangat dan tak sabaran menanti datangnya pagi. Selalu begitu sejak Aku kecil, sulit tidur jika esok akan terjadi sesuatu yang sangat menyenangkan. Tiap malam akan pulang ke Medan atau balik pergi ke Bandung saja aku nggak bisa tidur. Dan ya, terakhir yang aku ingat, jam 3 pagi aku masih terjaga. Tentu saja ini berdampak buruk pada Gia dan Siti yang harus bersusah payah membangunkan kebo yang satu ini. Hampuraaaaaaaaaaaaa

3 Mei 2014

Dengan restu ibu, ayah, kakak, adik, saudara-saudara, dan handai tolan Aku, Gia, Idsam, dan Siti berangkat menuju Kantor Kompas Gramedia. Aku adalah si Ratu Sesat! Bukan penyebar ajaran sesat, in sya Allah aku masih istiqomah di jalan kebenaran heu. Aku itu hampir selalu tersesat jika pergi ke tempat yang baru. Aku kira pergi bersama 3 manusia lainnya akan menghindarkanku dari ketersesatan, ternyata tidak. Kompas itu kantornya banyak meeenn, dan taksi kami berhenti di kantor yang salah. Memang kantor Kompas sih, tapi bukan Kompas yang ada lantai tujuhnya. Penyakit disorientasiarahku ternyata menular. Sekali lagi, hampuraaaaaaaa gengs.

Bahkan diketersesatan, Geng Nangor masih tetap poto-poto di depan gedung yang mungkin di masa depan akan menjadi tempat kami bekerja.

Alhamdulillah....kita sampai di Kompas yang ada lantai tujuhnya. Dua orang teman, Ryan dan Kang Agung yang juga berkuliah di Nangor kesayangan bergabung bersama kami. Lengkaplah tim nangor! Dan mari kita poto-poto yeeeeeeee
Bahagia banget ketemu sama banner yang satu itu, aroma bulu tangkisnya kentara banget! Bau-bau kebahagiaan, kemenangan, kekerenan, dan cinta. Nggak sabar gitu deh pengen cepet-cepet di mulai acaranya.
O for Oh May God, I'm here in Kompas for PJBM 2014 yeyeyeyee I can't believe it syalalalaaa~ | Y for you, yes for you!
daaaaannn......Pelatihan Jurnalistik Bulu tangkis Mahasiswa 2014 dimulai!!!!!!
Setelah dibagikan marchandise-marchandise keren dan kaos PJBM putih berukuran XXL aku mendengar suara-suara gaib yang mengatakan MC hari ini adalah Alyssa Soebandono dan Dude Herlino. Aku sempat mengira itu benar, tapi ternyata, Saipul Jamil dan Dewi Persik, hampuraaaaaa akang teteh heu.

Ketika acara mulai ada sesuatu yang bergelora di dadaku. Sesuatu yang seakan ingin meledak duuuaar akibat serangan kegirangan dan kebahagiaan tak terkira. Jantungku berdetak tak normal, padahal tak ada lelaki ganteng di sekitarku -_- hampura. Iya, aku bahagia sekali! Dan kebahagiaan itu kian membludak meletup-letup di udara ketika orang nomor satu di jagad perbulutangkisan Indonesia hadir di ruangan. Uwoooooo Gita Wirjawan ada dihadapan. Semangatku kian tak terbendung. Aduh umi, selamatkan anakmu sebelum ia mempermalukan dirinya sendiri.


I'm the chosen one!!!!! Ya mirip-miriplah sama David Moyes, bukan karena aku paling ok dan dicintai rakyat PJBM, Om Gita menunjukku karena aku paling berisik selama Om Gita memberikan kata sambutan dan aku juga berteriak 'aku aku aku'. Ah umi, hampuuuraaa.


Selain kejadian di atas, hal yang paling aku ingat dari Om Gita (gpp kan Om, kalau aku panggil Om ^^) adalah TOEFL 600 yes. Kata Om Gita, salah satu cara sederhana agar kita bisa maju adalah dengan mampu berbahasa Inggris,  Semua ajudan saya wajib memiliki score TOEFL 600. Jangankan mengingat score TOEFL ku, kapan terakhir kali aku ikut TOEFL aja lupa. Tapi setelah aku cek, ternyata 415, pffffttt. Sejak hari itu, rasanya ingin sekali segera ikut tes TOEFL lagi, aduh aku masih cupu banget. Cupu lo, Nab!

Setelah beribu sambutan sambitan, pelatihan pun dimulai.
Materi pertama datang dari Broto Happy. Nggak kalah bahagia deh kenal sama Om Broto yang di TV terkesan kalem dan bijaksana, namun aslinya nggak banget deh. Koplak-koplak nggak jelas, lucu-lucu aneh, jayus-jayus apa adanya. Meski begitu ketawanya ngangenin hikhikhik. Dari Om Broto, kami dapat ilmu tentang teknik menulis berita bulu tangkis. Aku dan geng nangor yang notabene berkuliah di Jurnalistik Fikom Unpad serasa tengah mengikuti kelas Pak Aceng, yes.

Selanjutnya, kami mencuri ilmu fotografi dari wartawan foto senior Harian Bola, Erly Bahtiar. Om Erly ini pernah meliput Piala Dunia gengs, asik bener. Dalam sesi ini, Geng Nangor seakan sedang mengikuti kelas Pak Usenk, yes.

Materi ketiga datang dari Dede Isharudin. Om Dede memberikan ilmu keredaksian, apa itu redaksi, redaktur, bagaimana rapat redaksi, dan teman-temannya. Bagian ini membuat Geng Nangor serasa sedang berada di dalam kelas Pak Dandi, yes.

Yang keempat, perbanyaklah berpuasa...eh I mean kami mendapat materi tentang Layout pada media cetak oleh Sulistyona. Om yang satu ini berhasil menenggelamkan Geng Nangor masuk kembali ke dalam kelas RBM milik Pak Ipit, yes.

Dan terakhir!!!! Dua legenda pebulu tangkis Indonesia hadir di tengah-tengah calon-calon wartawan masa depan. Hariyanto Arbi dan Sigit Budiarto memasuki arena pertempuran peserta PJBM, yes. Materinya tentang "How to play badminton well", tapi dua Om-om ini cerita pengalaman selama masih aktif jadi atlit juga, berkisah tentang prestasi-prestasi mereka, bahkan Om Arbi juga promosi bisnis Flypower nya hehe piiiss om. Asik banget deh bisa "main bareng" dua om ini.

With The Legend!!!!
With The best commentator of Badminton in Indonesia eveeerrr !!!!!
PJBM hari pertama ditutup dengan pembagian kelompok untuk seri berikutnya. Aku masuk ke dalam kelompok terakhir, 16, Debby Daily. Awalnya kelompok ini terdiri dari tujuh orang, tapi satu orang menghilang dan tak pernah datang kembali, hiks. Our mentor is Eldo! Om yang satu ini, okeeyy kasihan kalau aku panggil Om, Kak Eldo sajaahh. Kak Eldo ini terlihat cool di awal, cool nya sok keren gitu sih, tapi ternyata galak dan mengerikan. fufuuuuuu. Anggota kelompokku adalah Atler, Reza, Tiya, Miftah, dan Ismi. Kami semua berasal dari universitas yang berbeda-beda. Geng Nangor terpecah! Tidak ada satu pun di antara kami yang satu kelompok, beklah.

Pukul 17.30, PJBM hari pertama usai. Kami bubar! Geng Nangor kembali pulang, menuju dunia nyata, perkuliahan di negeri antah berantah, Jatinangor kesayangan. Iya pulang dengan riang gembira.

9 Mei 2014

Kata umi jangan nginep di rumah Siti lagi, cukup sekali keluarga Siti merasakan pedihnya memberikan tumpangan kehidupan bagi si tukang makan dan kebo ini. Dan sampai dzuhur hadir menyapa teriknya hatiku, aku masih belum menemukan tempat untuk bermalam di Jekardah. Namun, Allah Maha Keren, aku si bodoh pelupa disorientasi arah dan pamalas ini tetiba ingat sama Mbak Dirun, senior di Jurnalistik Fikom dan BKI yang tengah kuliah pasca sarjana UI. Aku langsung memberikan pesan ke BBM Mbak dirun. Pesanku berbalas dan Alhamdulillah Mbak Dirun bersedia memberikan secarik tempat di kosannya. Nuhuuunnskiii Mbakrunskiii.

Geng Nangor pergi secara terpisah, aku bermalam di kosan Mbakrunski, Gia dan Siti menuju rumahnya Siti, Idsam bobok di tempat temannya, Ryan di rumah orang tuanya, dan Kang Agung aku tak tahu -_-

10 Mei 2014

Dengan menginap di kosan Mbakrunski aku merasa bebas, karena nggak ada Idsam yang menjadi perpanjangan tangan orang-orang di Jatinangor yang selalu mengkhawatirkanku. Dan aku dapat membuktikan si gadis disoreintasi arah ini mampu bertahan hidup di kejamnya Ibu Kota. Namun ternyata, aku diperlakukan lebih-lebih dari anak-anak Pendidikan Usia Dini oleh Mbakrunski huft. Mbak Dirun yang super baik dan rock n roll itu menolak untuk tidak mengantarkanku. Bahkan Mbak Dirun mengantarkanku sampai tepat berada di depan GOR PB Djarum, tempat simulasi PJBM hari kedua. Iyaloh, tepat di depan pintu masuknya banget. huuuuaaaaaaaaaaaaaa sedih akoooohhh. Hatur nuhun pisan Mbakrunskiiiii *lope lope di udara*

Yup, agenda hari ini dimulai dengan pembagian kaos PJBM warna merah. Kak Eldo memberikanku kaos berukuran XL dan aku nggak mau.
"XXL dong kak," pintaku.

"Nggak ada, paling gede XL"
"Minggu kemarin aku dapet yang XXL"
"Mau kaos atau nggak?" >>> mulai menunjukkan kegalakannya.
Tak ingin putus asa, aku meminta pada panitia yang lain. Dan jawabannya nggak ada. Huft, aku kecewa.

"XL bakal udah muat kok," ujar Kak Irwansyah.
"Iya muat, tapi aku mau yang lebih gede," aku berlalu dan menerima kaos XL-ku. Belum sampai aku ke toilet untuk ganti baju, seorang panitia berteriak. "Mana yang tadi mau XXL?" Telingaku menangkap suara itu dengan sigap. "Akuuuuu" balasku dengan teriakan. Alhamdulillah aku mendapatkan kaos XXL horreeeeeeee

Agenda hari kedua adalah simulasi. Saatnya ilmu-ilmu yang diberikan pemateri-pemateri keren di hari pertama diperaktekan secara langsung. GOR PB Djarum menjadi objek simulasi kali ini. Masing-masing akan masuk ke dalam enam pos yang telah di bagi panitia. Kelompokku kebagian pos keenam, yaitu mewawancarai pelatih. Omoooooo aku dan teman-teman mewawancarai Christian Hadinata. Mungkin terkesan lebay, tapi kenyataannya aku menangis saat bertemu Koh Chris huhuuuu. Saat itu langsung sms umi "Umiiiiiii I'm standing right next to Christian Hadinata *tear".

Christian Hadinata saat dikerumunin peserta PJBM 2014. Terrific!

Pos selanjutnya adalah konferensi pers. Dan ketika masuk ke dalam ruang konferensi pers, kami bertemu dengan Jenna Gozali, yes! Wartawan-wartawan amatir ini kemudian bertanya banyak hal ke Jenna, asik banget deh, serasa udah jadi wartawan beneran.

Pos ketiga adalah photo session. Dua atlit remaja yang bermain di nomor ganda putri, Mia Dian Nurlia dan Ribka Sugiarto menjadi modelnya. Kelompok lainnya mendapatkan model seorang pria tampan, saat itu aku belum jelas melihatnya, belum tau itu siapa. Well, saat teman-teman kelompokku sibuk memotrat-motret Mia/Ribka, aku malah kepo siapakah atlit pria yang jadi model kelompok tetangga.

Dan ketika melihat lelaki itu, kyaaaaaaaaaaaaaa ganteng banget banget banget !!!!!!!!! Kenas Adi Haryanto. Awalnya aku tak terlalu tahu tentang Kenas, aku sekedar merasakan kehadirannya di muka bumi ini sebagai atlit tepok bulu dari PB Djarum. Tapi setelah melihat sosoknya secara langsung dan ketampanan yang dimilikinya, omoooo aigooo, daebak !!!! And I fall again and again. As always, kalau si Batman udah jatuh cinta gitu pasti langsung deh cuuussss cari perhatian nggak jelas ke target, centil-centi ala ababil, dan tembak langsung ke target "Kakaaakkk ganteng banget, aku sukaaaa". uuuuwwoooooooo Umi, hampuraaaaaa. Yup, di pos ini aku menghabiskan waktu dengan Kenas syalalalalaaaa

Kenas Adi Haryanto ganteng bangeeeetttt kyaaaa meleleh


Kenas dan Ny. Kenas (?)
Di pos-pos selanjutnya, aku rada skip nggak jelas. Mungkin karena masih terngiang-ngiang dengan kejadian barusan. Duh, Kenas kamu jahat banget buat aku jadi kacau huhuu. Kelompokku kemudian kebagian mewawancarai Kevin Ersa. Kevin juga ganteng, tapi aku jatuh cintanya sama Kenas, gimana dong?

Terakhir adalah foto di lapangan. Bagian ini aku benar-benar skip. Entah apa yang aku foto, padahal banyak banget atlit yang lagi latihan saat itu. Aku jadi berpikir ulang tentang cita-cita jadi jurnalis bulu tangkis ini. Bagaimana jika nanti aku bertemu dengan Fu Haifeng? Apakah aku dapat bertahan dengan tidak pingsan atau mimisan? Astaghfirullah Batmaaaannnn -_-
Hingar bingar GOR PB Djarum mencapai puncaknya di penghujung siang. Aku harus ucapkan sampai jumpa lagi pada Kenas dan segenap cinta yang tertinggal pelataran parkir GOR PB Djarum. Dan kami pun beranjak pergi kembali ke gedung Kompas yang ada lantai tujuhnya.


Kelompok 14, 15, dan 16.
Hingga akhir, kami selalu mendapat tugas dan jadwal yang sama.

Agenda selanjutnya adalah evaluasi dari simulasi yang telah dilakukan. Di sisa hari ini aku semakin skip, apalagi kelompok Debby Daily kebagian duduk paling belakang, huft. Tapi semangatku kembali muncul ketika amarah menggelegak di dada. Seorang peserta berhasil mendapatkan Jersey Ahsan gegara Ibu Rupiah! Sampai sekarang aku dendam kesumat tak tertahankan dengan Ibu Rupiah ><

Well, hari kedua pun berakhir. Ledakan yang ada di dada lebih bervariasi rasanya kali ini. Ada kebetean tak berarti akibat pengantaran oleh Mbakrunski yang super sekali. Ada kebahagiaan tak terperih di sanubari berkat pertemuan dengan penawan hati, Kenas Adi. Ada keriangan yang terpatri karena kegilaan bersama Debby Daily. Dan ada kekesalan yang sangat menyedihkan akibat Ibu Rupiah. Macem-macem, warna-warni, seruuuuuuuuu.....

Geng Nangor pun pulang, tanpaku. Aku ke rumah Om Sunil, adik ayah, di Tangerang. Matahari terbenam, petualangan hari ini usai.


Geng Nangor!!!!
Gia, Agung I, Agung II, Idsam, Ryan, Siti, dan Nabila

16 Mei 2014


Aku tergesa-gesa berangkat pagi ini. Karena tak mendapat kepastian tempat bermalam, aku berangkat ke Jekardah tepat di hari aku harus liputan. Geng Nangor masih terpisah akibat kelompok yang berbeda dan menyebabkan kami mendapat jatah liputan Sirnas Jakpen yang berbeda. Debby Daily mendapat jadwal liputan hari Jum'at, 16 Mei 2014. Sebenarnya, jadwal Idsam dan aku sama, tapi karena kejadian huru-hara pernangoran, kami berangkat terpisah.


Aku gadis disorientasi arah, aku rada sulit membedakan Timur Tenggara Selatan Barat Daya Barat Barat Laut Utara Timur Laut. Bahkan kanan dan kiri saja sering lupa, aku harus mengingat-ingat tangan manis atau tangan yang dipergunakan untuk makan untuk mengetahui kanan yang mana. That's way aku sering tersesat. Aku lupa kapan menyadari kedisorientasian ini hadir dalam perjalanan hidupku, yang pasti aku sudah sangat lama sering lupa jalan dan tetiba kebingungan saat di suatu tempat yang banyak ruas jalannya. Dan kedisorientasin ini sukses membantuku bolak-balik naik turun busway dan bis di Jekardah menuju GOR Asia Afrika. Tercatat aku membayar busway tiga kali dengan bolak-balik naik-turun lebih dari 10 kali. Alhamdulillah bis kota hanya dua kali. Umiiiiiiii aku ingin menikah sajaaaaaaaaahhhh :'(


Saat sudah sampai di GOR Asia Afrika, aku merasa sangaaaaaaaaaaaat........ZONK! Aku sampai pukul 12 siang, dan GOR kosong melompong. Ya iyalah kan lagi istirahat Sholat jum'at. Aku cus ke Media Center dan bertemu dengan Kak Eldo dan teman-teman kelompok lainnya. Anggta Debby Daily yang hadir hanya aku, Reza, Atler, dan Ismi. Miftah dan Tiya berhalangan hadir.


Pukul satu Sirnas Jakpen kembali dimulai. Aku menitikkan air mata, duh aku lebay ya. Ini liputan turnamen olahraga resmi pertamaku dan Sirkuit Nasional Jakarta Open pula, skala Internasional meeenn. Allah Maha Keren! Aku diminta oleh tuan redaktur Atler dan tuan redaktur artistik Reza untuk meliput pertandingan Rifan Fauzin Ivanudin melawan Raja Sirnas, Alamsyah Yunus. Bahaaaagia! Aku wawancara Raja Sirnas, yes!


With Raja Sirnas! Sebenarnya ini foto saat Final, foto ketika aku wawancara dengan Bang Alam ada di Kak Eldo. Kak Eldooo aku mau fotonyaaaaa huhuuuu
Deadline pengumpulan berita sebelum naik cetak jam 6 sore. Aku sebagai editor belum membaca semua berita yang harus naik cetak dan aku juga belum mengerjakan berita kemenangan Bang Alam padahal saat itu sudah jam 4 sore. Terjadilah pembulian besar-besaran padaku oleh Kak Eldo yang akhirnya menunjukkan karakter aslinya heu. Di saat aku menulis berita, Kak Eldo meneriakiku "Cepat Nabilaaaa!" Saat aku lelah ingin menyeka keringat Kak Eldo meneriakiku "Tidak Nabilaaaaaaaa!" Ketika aku ingin menonton Kenas yang tengah bertanding Kak Eldo meneriakiku "Jangan Nabilaaaaaaa" Ketika aku selesai menulis berita dan menyunting semua berita yang akan naik cetak Kak Eldo tak berkata "Nah gitu dooong" huh lelaki jahat! Alhamdulillah ada Atler, Reza, dan Ismi yang ikut menyemangati, saling bahu-membahu, dan membully aku.


Tapi di sela-sela keriweuhan ini, aku masih sempet-sempetnya foto bareng abang ganteng yang baru nikah, Muhammad Rijal. Yang fotoin Kak Eldo, yang minta foto ke Bang Ijal juga Kak Eldo, jadi sebenarnya Kak Eldo itu baik kok, cuma rada bengis aja dikit hehe.


Matching banget nggak sih aku dan Bang Ijal. Lihat perpaduan warnanya, mantab! Sayang telah menjadi milik perempuan lain. Andai kita bertemu bertahun-tahun yang lalu ya, Bang.
Alhamdulillah, semua perliputan hari ini usai. Tinggal menunggu tulisan-tulisan dari wartawan Debby Daily naik cetak sekitar pukul 10-11 malam. Menanti tulisan selesai di layout, aku menyaksikan berbagai pertandingan malam itu. Sambil menonton sambil curhat dengan kakak-kakak panitia dan Om Broto tentang "cita-citaku yang lebih tinggi dari menjadi jurnalis bulu tangkis, yaitu jadi istri atlit bulu tangkis"
"Bagus itu, udah ada yang kamu incar?," tanya Om Broto.
"Kenas!"
"Bagus itu! Udah minta nomornya belum?" tanya Om Broto lagi,
"Belum ooom, tapi aku udah bilang aku suka dia."
"Bagus itu!" dan bagus itu bagus itu yang lainnya

Aku memikirkan berbagai hal yang telah terjadi hari itu antara aku, teman-teman peserta lainnya, Om Broto, dan panitia. Aku sangat bersyukur bisa berdiskusi, membahas bulu tangkis dan segala hiruk-pikuknya dengan Om Broto dan teman-taman peserta. Ada desiran hangat yang menyapa dadaku saat itu. Nikmat luar biasa yang datang di saat kegundahan melanda, pertanda tak ada yang lebih sayang aku dibanding Dia, Allah swt.

Debby Daily terbit !!!!!!!!

Dan malam semakin larut, Tulisan-tulisan telah naik cetak di mading PJBM dan dipastikan besok akan banyak yang membaca, termasuk para atlit-atlit keren. Kenas/Hantoro sukses melaju ke babak semifinal.  Agenda hari ini usai, kami bergegas pulang, berucap sampai jumpa esok di final. Aku dan Idsam pun beranjak, melakukan petualangan yang tak kalah hebatnya, menuju Istiqlal. Dan kedisorientasianarahku belum berakhir.

17 Mei 2014

Olllaaaaaaa Finaleeeee
Liputan pribadi super wajib pun terjadi. Final Sirnas Jakpenlah yang menentukan langkah kami selanjutnya apakah terhenti atau terus melaju ke babak spektakuler Indonesia Open 2014. Sedih membayangkan di partai puncak nanti akan ada 115 peserta yang gugur. Bagaimana jika aku berada di dalam 115 peserta itu? I can't image it.

Well, partai final Sirnas Jakpen pun dimulai. Aku mendapat tugas meliput khusus ganda campuran. Aku memilih pertandingan final ganda campuran dewasa Vita Marissa/Trikus Harjanto vs Fran Kurniawan/Komala Dewi sebagai berita utamaku. Usai pertandingan yang dimenangkan Vita/Trikus itu, aku langsung cus mengejar keempat pemain untuk diwawancarai. Tapiiiiiii yes, semua terhalang oleh kemenarikan final ganda putra dewasa, Jonathan vs Alamsyah. Tuhkaaannn, aku lebih memilih menonton pertandingan ini dan mengesampingkan mengejar narasumber. Aku bertekad untuk mengejar Ci Vita, Om Trikus, Koko Fran, atau Kak Dewi setelah partai ini usai. Tapi ternyataaaaaaaaaaa, setelah Jo sukses menaklukan Raja Sirnas, aku kembali ditimpa kegalauan, karena pertandingan selanjutnya adalah Kenas/Hantoro vs Rian/Rendra pfffffftttt. "I don't wanna miss a thing!" Tekadku yang sebelumnya luntur digantikan tekad yang baru, "Aku akan  mengejar Ci Vita, Om Trikus, Koko Fran, atau Kak Dewi setelah partai ini usai dan sholat ashar dulu, yes!"




Uwoooo sukses foto dengan lelaki tampan yang usianya setahun di bawah aku haha. Rasa yang dirasa nggak selebay apa yang tampak pada foto ya, aku hanya ingin menambah efek dramatis saja wkwk.

Usai sholat ashar, tadaaaaaaaaaaaa aku dan Idsam berhasil menemukan Koko Fran di belakang Gor dekat parkiran mobil. Wawancara pun berlangsung sengit antara aku, Idsam, dan Koko Fran yang supeeeeerrrr baik. Padahal pertanyaanku dan Idsam kacau balau, aku yang dicampur degdegan dan bahagia jadi ngawur dan lebay, as always. Tapi Koko Fran yang sangat baik dan bijaksana itu tetap menyengkan dan lucu abis saat kami wawancara. Bahkan di akhir Sirnas Jakpen, Koko Fran memberikan tas hadiah Li-Ning nya kepada Idsam. Baik banget deh Koko Fran. 


Semoga selalu bahagia dan semakin berprestasi ya Koh. Sayang Koko Fran, horreeeee \o/

Semua pertandingan berakhir! Saatnya penyerahan hadiah kepada sang juara. Kenas-ku berhasil meraih posisi dua. Tak apalah, aku tetap cintaaahh.


Ini koplak bangetlah, cowo-cowonya palsu semua hahaaa. Ketiga putra dari ketiga pasangan ini diwakilkan. Kyaaaa ini bahasa aku super ambigu.


Kenas kesayangan dan jawara ganda putra lainnya berada di podium kebanggaan. Harusnya aku berada di tengah-tengah mereka hahaaa. Emang kuat? Atau bakal pingsan? fufuu
Jurnalis-jurnalis di depan podium berebut poto para juara. Sungguh menjadi jurnalis itu tak mudah :')

Alhamdulillah...Sirnas Jakpen Usai, tugas-tugas gila pun telah tuntas. Tersisa satu rangkaian lagi sebelum menuju babak spektakuler Indonesia Open 2014. Ada lima cita-cita yang telah berhasil aku raih sejak jadi peserta PJBM 2014, yaitu:
  1. Meliput turnamen bulu tangkis resmi dan berskala internasional.
  2. Meliput turnamen bulu tangkis resmi dan mengambil gambar di sebelah pelatih atau tepat di pinggir lapangan.
  3. Meliput turnamen bulu tangkis resmi dan berada di media center, dikumpulan para jurnalis, bukan duduk di bangku penonton.
  4. Diberi anggukan dan senyuman dari atlit kesayangan tepat jatuh kepadaku saat mendukung dan meneriakkan namanya. (Bang Alam and Kenas did it for me haha)
  5. Bertemu dan foto bareng Muhammad Rijal.
Alhamdulillah....Alhamdulillah....maka nikmat Tuhan mu mana yang hendak kau katakan bukan nikmat, Nab? Aku sangat ingin lolos hingga 10 besar, sesuatu yang tentu juga diinginkan 124 peserta lainnya. Dan ketika mengetik ini, sejatinya aku belum siap jika ternyata aku tak mampu masuk hingga babak spektakuler. Jadi aku harus apa? huhuuuu. Yang pasti, berada di posisi ini aku merasa sangat bersyukur dan bahagia. Lima cita-cita telah tercapai, meski cintaku bertepuk sebelah tangan (Kenas udah punya pacar boi, etapiiiii kan belum nikah wkwkwk *evil laugh*). Aku pun mendapatkan teman-teman luar biasa dari berbagai universitas. Kyaaaaaaaaaa aku bahagia banget. Terima kasih PJBM, terima kasih semuanya. Aku sayang kalian, aku beruntung bisa kenal kalian walau banyak pembullyan yang aku alami, walau kalian menganggap aku adalah musibah :'( Aku nggak ingin pisah dengan kalian, duh kumah ieu. Semoga pertemanan dan persaudaraan ini langgeng ya, semoga tak sampai di sini saja. Semoga kita bertemu di All England 2015 atau Thomas-Uber 2016 saat Indonesia menjadi juaranya.

 

Alhamdulillah wa syukurillah... Terima kasih umi atas doa-doa detailnya, atas semangat dan dukungannya, si mbot ini sangat beruntung punya ibu yang selalu mendukung keinginan-keinginan aneh anaknya. Terima kasih #TheManInMyHeartAndAroundTheSky telah menunjukkanku cita-cita dan impian ini, yang tenang di sana, Dad. Terima kasih PJBM, PBSI, Kompas dan Tabloid Bola, PB Djarum, Sirnas Jakpen, dan seluruh panitia, you're awesome guys !!!!! Terima kasih Geng Nangor yang memiliki kesabaran seluas jatinangor dalam menghadapiku yang sering labilisasi hati dan kejiwaan. Terima kasih Debby Daily+Kak Eldo yang dengan senang hati menerima aku menjadi anggota tercantik. Terima kasih Om Broto, Om Erly, dan semua pemateri yang setia menemani wartawan-wartawan amatir ini hingga akhir. Terima kasih seluruh peserta PJBM 2014 atas pertemanan yang penuh kegilaan dan kerempongan. Terima kasih seluruh atlit yang senang hati diusik ketenangan hidupnya olehku dan teman-temanku. Trimikisii Mbakrunski yang atas kebaikan-kebaikannya yang super, trimikis telah mengajarkan nab arti dari kata "batu loncatan". Terima kasih Keluarganya Siti, Om Suni dan keluarga, dan semua yang telah memberikan aku tumpangan selama berada di Jekardah. Dan tentu, terima kasih untuk Kenas. Terima kasih semuanyaaaaaaaa

Mungkin aku akan menangis jika tak berhasil lolos hingga babak spektakuler, tapi aku akan tetap menangis juga walau lolos babak spektakuler, menangis karena bahagia, dan menangis karena akan berpisah dengan kalian semua. Semoga kita lebih keren abis ini. In sya Allah.



PJBM 2014 all crew!!!
Foto ini terfigura rapi di hatiku *lope lope di udara*


Salam hangat terterrific dari Rizky Nabila Hasibuan dan Kenas Adi Haryanto


Apakah Batman berhasil lolos ke babak spektakuler Indonesia Open 2014?
Siapa sajakah 10 peserta yang berhasil lolos ke babak spektakuler Indonesia Open 2014?
Nantikan Final PJBM 2014, 30 Mei, ba'da Jumatan hanya di gedung Kompas yang ada lantai tujuhnya!



30 Mei 2014

bersambung.....